MBA? Apakah Sebuah Fenomena?

Dulu waktu SMP, gue berpikir bahwa MBA adalah salah satu klub basket terkenal. Eh, ternyata beda. Yang benar itu NBA (ya walaupun sebenernya NBA bukan nama klub, tapi nama liga bola basket). Sedangkan MBA? Married By Accident.

Sebagai anak yang sekolah di tahun 2000an, gue merasa terkaget-kaget jika ada anak tetangga yang akan menikah. Padahal umurnya sama ataupun lebih muda dari gue. Ternyata eh ternyata, kebanyakan atau hampir semuanya MBA. Mirisss gue lihatnya.

sumber
Teman seangkatan di SMP pun ada yang tiba-tiba menghilang. Setelah mendengar desas-desus, ternyata MBA. Padahal dia anaknya pendiam banget. Kalau ditanya pun ngejawab seperlunya, malah lebih banyak senyum daripada ngomongnya. Diam-diam menghanyutkan.

Menginjak SMK, setiap gue pulang sekolah, gue selalu melihat anak tetangga yang lagi nangkring di atas motor, berduaan di depan rumah kosong tak berpenghuni sambil ketawa-ketiwi. Setelah beberapa lama (kalau ga salah 1-2 tahun), beredar undangan pernikahannya. Gue ngga tau dia MBA atau ngga, yang pasti dia ngga nerusin sekolah dan kalau setiap kali dibonceng sama pacarnya, aduuuh...rapet bener.

Ada juga (adik kelas gue jaman SD) yang menikah, di saat gue sedang pusing menghadapi UJIKOM dan UN dahulu. Sesuatu banget kan? Asal kalian tahu, yang membuat gue menuliskan tentang MBA adalah anak ini. Soalnya tadi pagi saat gue terburu-buru pergi ke kampus, dia dengan badannya yang kurus kecil, sedang menggendong anaknya sambil berjalan ke arah warung. Mirisss.

Anak seumuran dia mah harusnya lagi asyik main ke mall sama teman, ngegosipin kakak kelas yang ganteng, foto selfie sambil monyong-monyong, dan menikmati kegalauan karena gebetan udah punya pacar. Iya ngga sih?

Apalagi tahun 2015 ini, banyak banget berita tentang anak SD yang memamerkan foto mesranya di facebook. Sedih :'(

sumber
Sebagai anak muda dan seorang perempuan, gue sedih banget dengan fenomena ini. Ini sebenarnya salah siapa? Dunia? Agama? Orang tuanya? Pelakunya? Atau mau nyalahin Tuhan?

Memang sih dalam Islam, menikah itu ibadah dan akan mendapat pahala. Tapi kalau MBA mah, pahala nikahnya udah ketutup sama dosa besar yang dilakukan sebelum nikah atuh!

Untuk lebih jelas tentang apa saja yang harus diketahui tentang hamil di luar nikah menurut Islam, check this out.

Masih di Zona Nyaman

Ketika kamu merasa hidupmu biasa-biasa saja, berarti kau sedang berada dalam zona nyamanmu. Cobalah bergerak keluar, cari suasana baru.
sumber
---
Gue merasa sedang berada dalam zona nyaman gue selama ini. Rumah-kampus-rumah-kampus dari pagi hingga malam, membosankan bukan? Gue sudah mencoba untuk mengambil aktifitas lain, seperti mengajar di salah satu sekolah, tapi gue masih belum merasa terlalu tertantang dengan itu.

Sebenarnya gue bukan orang yang penakut untuk mencoba hal baru. Terbukti saat pertama kali pergi snorkeling, gue sangat excited, ga merasa akan tenggelam ataupun dimakan hiu #lebay. Karena gue pakai pelampung dan itu cuma snorkeling (menyelam dangkal) hahaha.

Mungkin yang menjadi faktor utama adalah rasa malas gue terlalu besar untuk meninggalkan zona nyaman ini. Gue lebih suka diam di rumah, menikmati sepi dan suara deru pesawat yang menurut gue itu lullaby song, sambil nonton drama korea di laptop ataupun internetan sampai bosan.

Kalau pun ngumpul atau main ke luar rumah, pasti dengan orang-orang yang sudah akrab. Ya, gue ga terlalu suka untuk menghabiskan waktu di luar rumah dengan orang-orang yang tak dikenal. Bukannya takut, tapi gue bukan tipe orang yang mudah memulai sebuah pembicaraan dengan orang baru. Mungkin gue pemalu? Bisa jadi. Tapi kebanyakan orang bilang gue itu judes.

Masihkah gue dibilang judes dengan senyum selebar ini?

Ah entahlah. Intinya gue sedang merasa bosan. Sepertinya gue butuh liburan atau pergi belanja. Atau ada yang punya ide lain untuk aktifitas yang bisa menghilangkan kebosanan ataupun keluar dari zona nyaman?

Nanti?

sumber
Sekarang masih kita
Nanti, masihkah mungkin?
Bila nanti tidak, apakah harus bersedih?
Bila nanti harus berpisah, bisakah kita saling mempertahankan?

Hati orang siapa yang tahu.
Sekarang iya, besok tidak.
Sulit untuk memprediksi.

Sekarang masih saling setia.
Saling berkorban karena cinta.
Nanti masihkah bisa?
Bilamana tidak, kita bisa apa?

Benci bisa jadi cinta, pun sebaliknya.
Waktu terus berjalan, semua bisa berubah.
Tak ada yang tahu pasti.
Manusia itu dinamis.

write on 10/11/2014