Gue, Buku dan Masalah

Mungkin semenjak masuk SMK, hobi membaca novel mengalahkan hobi membaca komik. Apalagi sekarang, semenjak masuk universitas, hobi membaca novel berubah menjadi hobi menimbun novel. Bukan karena banyak uang, tapi karena saking padatnya jadwal kuliah. Novel yang dibeli bulan lalu, masih terbungkus rapih di bulan berikutnya. #baladamahasiswi

sumber
Sebenarnya, hobi menimbun novel itu bisa aja dihentikan, kalau hobi mengunjungi toko buku dihentikan. Tapi apa daya, hasrat untuk mengunjungi toko buku selalu ada. Ya minimal sebulan sekali lah. Apalagi di bandung selalu diadakan acara Pameran Buku. Itu godaan banget! :(

Parahnya lagi, sampul-sampul novel itu selalu menggoda. Itu membuat gue ga bisa tahan untuk segera bawa pulang ke rumah. Sebagai pecinta novel, gue memang selalu melihat dulu covernya. Kalau cover udah oke, kemudian gue baca sinopsis untuk mengetahui tema dan inti ceritanya. Kalau cocok, barulah gue liat harganya. Kalau ketiga faktor itu udah cocok di hati dan di kantong, langsung cari novel lain. Hahaha.

Biasanya kalau belanja novelnya udah mendekati 100rb, barulah gue menuju kasir dan pulang untuk menimbun novel lagi. Ditimbun, bukan dibaca. Sebernarnya menimbun novel adalah sebuah masalah yang harus diselesaikan. Kalau ngga, mau sampai kapan itu novel terbungkus rapih gak dibaca?

Tapi sebenernya, ada beberapa masalah (dalam dunia perbukuan) yang lebih penting dibandingkan masalah penimbunan novel.

1. Penerbitan
Pasti tiap penerbit punya kriteria masing-masing dalam menerbitkan sebuah buku. Tapi kalau dilihat-lihat, kok orang-orang yang sudah terkenal di tivi dan si sosmed lebih mudah dan cepat dalam menerbitkan buku. Sedangkan orang-orang biasa butuh proses yang panjang dan lama. Ini menurut pandangan gue loh. Kalau salah, ya syukur alhamdulillah.

2. Promosi
Sepertinya cuma penerbit-penerbit mayor yang gencar mempromosikan bukunya. Penerbit yang lain kemana? Harusnya mereka mencontoh para penerbit mayor, supaya para penulis yang menerbitkan bukunya berkata, "Walau menerbitkan buku di penerbit kecil, tapi ga berbeda dengan penerbit besar yang lain. Saya ga salah pilih."

3. Segmen Pembaca
Ini yang harus diperhatikan oleh para penerbit, tentang segmen. Novel bukan hanya ditujukan bagi para remaja, tapi orang dewasa juga. Seharusnya, novel-novel dewasa itu diberi label "DEWASA" di setiap sampulnya. Kenapa? Karena biasanya novel dewasa itu sering ada kata-kata yang belum pantas dibaca oleh para remaja. Masalah nanti para remaja tetap beli atau ngga, itu urusannya sendiri. Soalnya temen gue juga pernah terjebak, karena sampulnya yang menarik.

Mungkin itu cuma sedikit masalah yang ada di dunia penerbitan. Sekali lagi, itu cuma menurut pandangan gue. Untuk yang ke-3 itu pengalaman. Soalnya, dulu temen gue pernah terjebak salah beli novel.

Apapun masalah yang ada di dunia penerbitan buku, hobi gue tetep membeli, menimbun, dan kalau ada waktu, membaca novel.

sumber

Bermimpi Itu Mudah, Juga Berhadiah

Kali ini saya akan menjawab tantangan berhadiah dari Mimpi Properti tentang Mengejar Mimpi.

Menurut saya, hanya orang bodoh yang tidak punya mimpi. Semakin banyak mimpi, semakin rajin pula orang itu berusaha meraihnya. Oleh sebab itulah, saya punya banyak sekali impian. Dari mulai yang murah meriah sampai yang benar-benar mahal dan butuh perjuangan.

Untuk memotivasi diri sendiri agar tidak malas untuk mengejar mimpi-mimpi saya itu, saya menulisnya di secarik kertas dan menempelnya di pintu lemari.

Mungkin diantara kalian ada yang bilang, "Apa-apaan sih? Kurang kerjaan!" Tetapi percayalah, banyak orang yang melakukan hal seperti itu, and it's work! Mereka berhasil mencapainya. Contohnya Mas Alit (@shitlicious). Tau dia kan? Nah, coba buka blognya! Di salah satu postingannya dia pernah membahas bagaimana dia bisa meraih mimpi-mimpinya. Salah satu caranya, ya dengan menuliskannya.

Dalam waktu dekat, mimpi yang ingin saya wujudkan adalah menonton konser salah satu boyband dari Korea dan lulus dengan nilai yang memuaskan pada test bahasa Jepang.

Kedua mimpi itu sederhana, tetapi sangat membutuhkan perjuangan. Jika ingin menonton konser, berarti dari sekarang saya harus menyisihkan uang jajan. Jika ingin lulus test, berarti saya harus giat belajar.

Sedangkan impian yang sudah terwujud, salah satunya adalah bisa sekolah di SMK Negeri. Walaupun sebenarnya saya menginginkan sekolah negeri yang lain, tetapi saya sangat bersyukur karena masih bisa diterima di sekolah negeri lainnya di jurusan yang memang saya inginkan, yaitu RPL (Rekayasa Perangkat Lunak), dengan bonus teman-teman yang mengagumkan.

Untuk urusan sekolah, saya memang kurang beruntung. Inginnya ke sekolah yang ini, eh taunya keterima di sekolah yang itu. Entah saya yang kurang berusaha, entah memang harusnya seperti ini.

Impian lain yang sudah terwujud adalah menjadi seorang guru. Ya walaupun masih duduk di bangku kuliah, saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar di salah satu SMK. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, saya terima tantangan itu. Walaupun berat, karena harus pandai membagi waktu, tetapi jika kita melakukan sesuatu sesuai passion, insyaallah Allah memudahkan. Aamiin.
sumber
Dosen saya pernah bilang, "Janganlah mengikuti kebanyakan orang. Carilah jalan yang berbeda dari yang lain." Dan inilah jalan saya. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan di dua jurusan sekaligus di salah satu universitas swasta di Bandung. Berkat dukungan dari orang-orang di sekitar, alhamdulillah saya sudah memasuki semester tiga.

IKAPI Membangun Negeri

Sebagai pecinta karya tulis, gue baru tau tentang IKAPI semenjak ikut Lomba Blog #PameranBukuBandung2014. Iya gue ketinggalan jaman. Gak gaul :(

Ternyata oh ternyata, IKAPI adalah singkatan dari Ikatan Penerbit Indonesia. Dari namanya aja udah jelas kan ya? Gampangnya sih IKAPI bisa disebut himpunan atau persatuan para penerbit se-Indonesia.
"Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) adalah asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia yang menghimpun para penerbit buku dari seluruh Indonesia. Ikapi didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta." - (http://ikapi.org)
Dalam cita-citanya memajukan bangsa, IKAPI punya rumusan yang disebut Panca Daya IKAPI, sebagai berikut:

1. Usaha memperluas kesempatan membaca dan memperbesar golongan pembaca dengan jalan mendirikan perpustakaan desa;
2. usaha mengembangkan penerbitan buku pendidikan dan pengajaran dengan menarik biaya alat pengajaran;
3. usaha menyebarkan hasil cipta sastrawan indonesia dengan jalan mengekspor hak cipta dan mengekspor buku;
4. usaha melindungi hak cipta serta membantu penerbitan buku universitas dan buku-buku kategori kesusastraan;
5. usaha mengembangkan industri grafika bagi keperluan pencetakan buku.

Gue berharap sih, IKAPI bisa benar-benar berusaha untuk menjalankan kelima poin diatas. Supaya masyarakat Indonesia jadi hobi membaca dan bisa memajukan Indonesia berkat membaca.

So, kalau gue jadi salah satu pengurus IKAPI, gue akan membuat program untuk mendirikan perpustakaan di setiap RW (Rukun Warga). Semakin dekat perpustakaan, mudah-mudahan keinginan masyarakat untuk membaca pun semakin besar.

sumber
Terus gue akan meminta kepada setiap penerbit untuk memiliki divisi yang khusus menangani penerbitan buku anak. Karena gue yakin, buku anak di Indonesia belum sebanyak dan sepopuler novel dan buku lainnya. >> http://zoellula.blogspot.com/2014/08/kurangnya-promosi-buku-anak.html

Selain itu, gue juga akan sering mengadakan pameran. Ya semacam Pameran Buku Bandung gitu deh. Supaya masyarakat yang dompetnya kurang tebal dan suka diskon (contohnya: mahasiswa), bisa membeli buku dengan harga yang murah.

Kalau dari kecil udah cinta membaca, insyaallah Indonesia ke depannya bisa jadi negara yang cerdas. Aamiin.

Bukankah kemajuan bangsa berada di tangan anak muda? Makanya, ayo membaca!

sumber

Gadget dan Konten Bermanfaat

"Eh,  user path kamu apa? Punya pin BB? Minta dong!"

Mungkin pertanyaan itu udah sering kita denger. Bahkan mungkin kita sendiri yang ngasih pertanyaan macam itu ke orang-orang di sekitar kita.

Di jaman yang serba teknologi ini, anak kecil sampe orang lanjut usia mungkin udah ga aneh dengan yang namanya hape, laptop, komputer, dll. Bahkan ada orang yang punya gadget banyak.

Jadi sebenarnya gadget itu penting ga sih? Penting banget! Kenapa? Karena gadget-gadget itu mempermudah kita dalam beraktifitas, ya walaupun ga semuanya. Gadget itu bisa bermanfaat, karena punya konten yang bermanfaat. Contoh: Kita bisa chattingan lewat aplikasi line atau bbm.

Nah, apalagi sekarang ada gadget yang berkonten islami, yaitu Syaamil Note. Gadget ini bermanfaat dan memudahkan banget untuk para muslim. Gadget ini sudah bundling dengan kontennya yang beragam, dari mulai Qu'ran dan tafsirnya, sampai game dan e-book yang tentunya bertemakan islami.

"Syaamil Note dilaunching Sabtu, 1 Maret 2014, di Panggung Utama Pesta Buku Bandung, di Landmark Convention Hall, Jl. Braga, mulai pukul 12.30 WIB, bersama Meyda Sefira, model dan pemain film Ketika Cinta Bertasbih dan Dalam Mihrab Cinta serta Brand Ambassador Syaamil Quran." (dikutip dari syaamilquran.com)


Sebagai muslim yang up-to-date, kita harusnya memanfaatkan gadget-gadget seperti ini. Jadi bukan hanya dapat teman di dunia karena punya gadget yang keren, tapi insyaallah dapet pahala juga karena bisa memanfaatkan konten-konten islami yang ada (contoh: baca Qur'an kapanpun, dimanapun). Gaul terus, beribadah terus. Isyaallah berkah. Aamiin.

Intinya, gadget itu penting jika punya konten yang diperlukan oleh penggunanya. Untuk gadget yang sudah bundling dengan konten, menurut gue bagus, kalau kontennya bagus juga. Ya kaya Syaamil Note itu.

Belilah barang sesuai kebutuhan, jangan keinginan.
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raaf: 31)

Al-Qur'an di Indonesia

sumber
Sebagai orang Islam, selain shalat, kita juga diwajibkan untuk membaca Al-Qur'an. Untuk memenuhi kebutuhan akan membaca kitab suci ini, Al-Qur'an diterbitkan dalam tampilan-tampilan yang menarik. Dari yang berukuran kecil yang praktis dibawa kemana saja, sampai yang ukurannya besar yang cocok dibaca oleh orang tua, karena tulisannya yang besar-besar. 

Selain itu ada juga Al-Qur'an yang sudah dilengkapi dengan terjemahannya. Bahkan sekarang, sudah ada Al-Qur'an yang dilengkapi dengan tajwidnya. Itu dimaksudkan agar orang-orang yang belum lancar Al-Qur'an, bisa lebih mudah untuk belajar.

Jilid Al-Qur'an pun beraneka ragam, warna-warni. Jadi kita bisa punya Al-Qur'an dengan jilid warna kesukaan kita.

Al-Qur'an yang terbit di Indonesia menurut gue sudah sangat memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang Indonesia. Seperti yang gue sudah sebut tadi, sudah banyak Al-Qur'an yang dapat mempermudah kita untuk mempelajarinya. Kita tinggal pilih aja sesuai kebutuhan.

Tak perlu diapa-apakan lagi, Al-Qur'an itu sudah sempurna. Jadi mau cari Al-Qur'an yang bentuk atau jenisnya gimana lagi?

Kurangnya Promosi Buku Anak

Sebagai remaja yang udah ga pantes lagi buat manja-manja sama orang tua, pengetahuan gue tentang buku anak-anak Indonesia sangat sedikit, pake banget. Alasannya, karena di rumah udah ga ada anak kecil berumur dibawah 12 tahun.

Setau gue, buku anak di negara kita ini kurang banget promosi. Mungkin karena mayoritas penerbit buku anak itu bukan penerbit mayor alias terkenal. Apalagi sekarang udah masuk jaman modern, dimana anak-anak kecil lebih seneng main gadget, daripada main petak umpet ataupun baca buku cerita.

Harusnya, menurut gue, para penerbit mayor juga bikin lini atau bagian khusus untuk menerbitkan buku cerita anak. Dan lakukan promosi yang besar, layaknya mempromosikan novel-novel remaja. Supaya para orang tua bisa membelikan buku untuk anak mereka, dan akhirnya membuat anak-anak Indonesia gemar membaca.

Untuk para penerbit yang menerbitkan buku anak, tapi belum terkenal. Alangkah baik dan indahnya jika ikut pameran-pameran buku. Ya salah satunya seperti Pameran Buku Bandung ini. Siapa tau dengan ikut pameran macam ini, buku-buku anak semakin diminati. Kan ga pantes anak kelas 4 SD udah baca novel tentang cinta.


Gue sebagai pemudi Indonesia cuma bisa berdo'a, semoga aja anak-anak di Indonesia semakin gemar membaca. Supaya negara Indonesia di masa depan bisa lebih baik dari sekarang. Aamiin.

Oh iya, satu lagi. Buku anak kebanyakan mahal-mahal, kalau bisa murahin dong~

[Event] Menulis Cerpen dan Puisi

Hoy, hoy, hoy! Yang pengen namanya nangkring di sampul buku, yuk ikut event dari Meta Kata!

Caranya, kamu tinggal kirim naskah cerpen atau puisi kamu, dengan tema Love Triangle dan Forbidden Love. Kamu bisa ikut kedua temanya. Tapi masing-masing tema cuma boleh kirim satu naskah aja. Jadi di satu tema, kamu cuma bisa kirim naskah cerpen atau naskah puisi. Gak bisa dua-duanya.

Batas waktu pengiriman naskah sampai tanggal 14 September 2014. Untuk syarat-syarat lainnya langsung kamu cek aja ke sini ya!

Selamat berkarya :D

---
Gue juga mau minta tolong nih. Tolong vote gue di http://claude-c-kenni.blogspot.com/2014/08/voting-pemenang-giveaway-emotional.html ya! Biar gue dapet tongsis gratis. Hehe. Gue ada di nomor 4. Thanks before.

Asiknya Pameran Buku

Sebagai perempuan, gue suka banget belanja. Apalagi kalau ada yang berbau diskon. Euh langsung dikejar deh!

Nah biasanya, barang-barang berdiskon bisa kita dapetin kalau lagi ada pameran. Iya, di Bandung, hampir tiap bulan selalu ada pameran. Dari mulai barang elektronik, furniture, pakaian, pernak-pernik, sampe pameran buku, dan masih banyak lagi.

Dulu waktu masih SD, gue pernah diajak ortu ke pameran cenderamata yang berasal dari seluruh Indonesia. Gue seneng banget, karena disana gue bisa tahu barang-barang dari daerah lain.

Selain itu, dulu, gue juga pernah diajak ke pameran buku. Untuk pertama kalinya, gue liat banyak buku dipajang sana-sini. Waktu disana, ortu ngebebasin gue milih buku yang pengen dibeli. Sayangnya, dulu gue belum terlalu takjub sama yang namanya komik, novel, atau bahan bacaan lainnya. Jadi ya, gue ga milih apa-apa. Sayang banget kan? :(

Akhirnya bunda ngebeliin buku ini.

Tentang Alat Doraemon

Aku ingin begini. Aku ingin begitu.
Ingin ini. Ingin itu. Banyak sekali.
Semua, semua, semua, dapat dikabulkan.
Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib.
Aku ingin terbang bebas di angkasa.
Hey, baling-baling bambu.
La la la. Aku sayang sekali, Doraemon.

Kemaren salah satu acara di stasiun tv ada yang bahas tentang Doraemon. Mungkin diantara kalian juga ada yang nonton.

Di salah satu segmennya, acara ini ngebahas tentang alat-alat Doraemon yang sudah terealisasi di dunia nyata. Sebelum nyebutin alat apa aja, ada sesi "Menurut Saya"-nya dulu. Sesi ini nanya ke beberapa orang tentang barang Doraemon apa yang pengen dimiliki.

Kebanyakan pada jawab pengen punya pintu kemana saja. Alesannya macem-macem. Dari yang biar deket ke rumah pacar, bisa menghindari macet, sampe yang biar gratis kemana-mana. XD

Dan ada satu jawaban yang bikin gue ngakak. Dia jawab, "Kalau Doraemon ada di dunia ini, gue mau minta senter pembesar dan pengecil kali ya. Jadi kalau misalnya ada masalah yang besar gitu, gue kecil-kecilin. Tapi kalau misalnya pengen putus, ada masalah kecil, gue besar-besarin. Ya gitu aja sih."

Wahahahahaha. Parah banget kan?

Oke. Jadi ternyata sudah ada alat-alat Doraemon yang benar-benar nyata, tapi dalam bentuk yang berbeda. Jadi bisa dibilang, mungkin alat ini terinspirasi dari alatnya Doraemon. Apa aja sih?

(Mendadak) Jadi Guru

Kalau orang lain mendadak jadi milyader. Gue beda. Gue mendadak jadi guru. Iya ini mendadak banget. Tiba-tiba temen gue nge-line. Dia bilang gini, "Ayo dong bantuin aku! Ada yang nawarin jadi guru nih!"

Tapi gue ga mau menderita.
Sebagai orang yang bercita-cita jadi guru, gue langsung tertarik. Gue langsung meluncurkan pertanyaan, "Ngajarin apa? Dimana? Ngajar anak segede apa?"

"Di sekolahan. Anak SMK, jurusan TKJ. Jadi guru produktif."

Seketika gue langsung menciut. Gue aja baru lulus tahun kemaren, eh disuruh ngajar anak SMK. Bisa apa?!

Saat itu gue bimbang. Menurut gue, itu adalah kesempatan besar. Gue menimbang-nimbang. Akhirnya..ok! Gue terima tawarannya.

Sebenarnya ada ketakutan saat disuruh ngajar anak SMK. Ya, gue takut karma. Gue merasa dulu (waktu di SMK juga) banyak berbuat salah sama para guru. Dari mulai ngebantah, bikin marah, sampai bikin nangis guru. Begitulah kelakuan gue dan temen-temen sekelas dulu. Jangan ditiru ya!

Setelah fix menerima tawaran itu, besoknya gue langsung diajak ke sekolahnya. Gue dengan santai menyetujui dan pergi kesana. Eh taunya, langsung ditodong ngajar :(( Bisa apa?!

Mungkin begini ekspresi muka gue ketika ditodong ngajar saat itu.
Dengan kaki gemeteran dan ngomong yang belepotan, di hari pertama gue cuma memperkenalkan diri dan ngobrol-ngobrol geje sama murid-muridnya. Saking bingungnya mau ngomong apa lagi, gue cuma bisa bilang, "Ada yang mau ditanyain lagi?"
Pokoknya parah bangetlah!

Dan lagi, rata-rata siswa SMK berumur 16-18 tahun kan? Lah, gue dipanggil 'ibu' sama siswa disana. Padahal gue umurnya ga beda jauh sama mereka. Gue merasa tua sekali :') Antara harus bangga atau sedih.

Ya gue sih cuma bisa berdo'a, semoga ga ada warga sekolah yang baca dan semoga kesempatan (mendadak) jadi guru ini bisa bener-bener membuat gue jadi guru seutuhnya. Aamiin.

Oh iya, kalau diatara pembaca kesasar ada yang berprofesi ataupun pernah menjadi guru, kasih tips dong! Seputar menjadi seorang pengajar tentunya. Ditunggu loh! :)

Ctt: Postingan ini gue upload langsung di sekolah tempat gue ngajar. Biar semakin keren. Hahaha
---
Gue juga mau minta tolong nih. Tolong vote gue di http://claude-c-kenni.blogspot.com/2014/08/voting-pemenang-giveaway-emotional.html ya! Biar gue dapet tongsis gratis. Hehe. Gue ada di nomor 4. Thanks before.