Gara-Gara Hujan

Rrr..rrr..rrr..
Suara getar handphone yang ku simpan di saku celana. Ternyata ada sms masuk.


Aku me,balas dengan singkat, lalu ku pilih kata mengirim di layar handphone.

Kulanjutkan kembali menatap layar komputer yang penuh dengan karakter-karakter yang membuatku bingung setiap hari.

Tak sabar rasanya melihat jarum jam menunjuk ke angka 5 dan 12.

---

"Ga pulang neng? Udah jam 5", ucap seorang karyawan.

Aku melirik ke arah jam yang terletak di sudut layar komputer. "Oh iya pak, mau", lalu tersenyum.

"Duluan ya neng".

"Iya pak".

Aku membereskan meja kerjaku. Mengeluarkan handphone dari saku celana dan mengirimkan sms ke pacarku letak lokasi untuk menjemputku.

"Eh Ga, aku gak pulang bareng. Duluan aja".

"Yaudah". Angga menjawab singkat, lalu pergi ke pintu keluar.

Aku pun langsung keluar dari kantor, menuju tempat yang aku smskan tadi.

---

Aku mengecek jam di tanganku, sudah 30 menit pacarku tidak datang juga. Mungkin dia sedang di jalan, pikirku.

Hujan turun tiba-tiba. Aku mencari tempat untuk berteduh. Aku mengecek kembali jam di tanganku. Sudah 1 jam. Kemana dia? Aku pun mengeluarkan handphone dari saku celana, lalu mengirim sebuah sms.


Beberapa saat kemudian, handhoneku bergetar. Kulihat ada satu pesan. Kubuka lalu kubaca.


Duarrr!!! Tiba-tiba ada suara petir menyambar. Bukan di daerah ini, tapi di hatiku. Apa-apaan dia? Membuatku menunggu, lalu dengan mudahnya membatalkan janjinya.

Air mataku keluar malu-malu. Tersedu. Aku sms Angga, menanyakan apakah jam setengah tujuh malam masih ada bus yang beroperasi. Untungnya Angga menjawab ada.

Aku berjalan dengan terisak menuju tempat biasa aku menunggu bus. Aku tak malu, karena hujan yang deras menutupi air mata yang keluar dari mataku. Mulutku tak henti bergumam "Cowok macam apa dia? tega membuat pacarnya menunggu?".

Hatiku sakit. Aku bersumpah, tak akan membalas sms ataupun mengangkat teleponnya seminggu ini. Aku bersumpah.

ctt: Kisah seorang teman, yang sedikit dimodifikasi

2 comments: